Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2023
  Desiderio desideravi Sejak dulu beredar kalimat "Jesuita nec cantat, nec rubricat" / "Seorang Yesuit tidak bernyanyi dan tidak memperhatikan peraturan liturgi". Mungkin ada yang benar juga. Karena Sri Paus Fransiskus tidak bernyanyi (karena paru-parunya tinggal 50%), karena banyak Yesuit sibuk dengan menulis buku dan bekerja di lapangan. Namun demikian, pada pertengahan tahun yang lalu Sri Paus Fransiskus menulis Surat Apostilik dengan judul "Desiderio desideravi". Nampaknya Roma telah menerima banyak keluhan dari mana-mana bahwa pengetahan tentang liturgi amat kurang. Dalam dokumen ditulis, "Saya menginginkan agar surat ini membantu kita mengobarkan kembali kekaguman kita akan keindahan kebenaran perayaan Kristiani, untuk mengingatkan kita akan perlunya formatio liturgi yang otentik, dan untuk menyadari pentingnya ars celebrandi [1] sebagai pelayanan pada kebenaran Misteri Paska dan partisipasi semua orang." (DD 62).- Saya rasa dokumen i
  Masalah yang dialami oleh organis dan jalan keluar Karl-Edmund Prier sj Dari pergaulan dengan para organis tidak hanya di Yogya, tidak hanya dalam rangka pelajaran, saya kumpulkan sejumlah masalah yang mungkin tidak selalu disadari oleh organis ybs. Namun yang de facto dialami bila jujur: 1.        Mengiringi dengan not angka - namun tidak maju dan sebenarnya kurang puas. 2.        Organis jadi tukang rem: kor sekarang berusaha maju - organis mengiringi secara kampungan. 3.        Dianggap oleh dirigen bisa mengiringi tanpa persiapan - akibatnya merasa minder. 4.        Pakai Transpose ternyata bukti kemalasan / kebodohan dan merugikan telinga. 5.        Mengiringi kor SATB dengan not angka mustahil menjadi baik, karena detil tidak dapat diperhatikan - padahal "yang kecil2 itulah yang menentukan". 6.        Organis mau mengikuti selera umat, padahal tujuannya membawa umat pada Tuhan. 7.        Organis pianis. 8.        Iringan inkulturasi membingungkan,